Agar menghasilkan
performa database yang jauh lebih baik. Maka harus dilakukan proses Tuning,
yang harus dilakukan diantaranya adalah :
1. Konfigurasi
Database Server.
Secara
default, umumnya setiap DBMS telah memiliki konfigurasi awal. Jika akan
melakukan tuning dengan mengubah konfigurasi, hasilnya tidak selalu tampak
sesaat setelan kamu menerapkan konfigurasi baru. Adakalanya perlu membiarkan server berjalan selama
beberapa jam dan mengukur sejauh mana konfigurasi tersebut berpengaruh terhadap
kinerjanya.
2. Optimasi
Pemanggilan Query
Beberapa
pilihannya adalah dengan menggunakan method ADO, dynamic SQL (ad hoc query),
ataupun stored procedure. Menggunakan method ADO adalah menggunakan berbagai
metode seperti rs. AddNew ,rs.Update, atau rs. Delete.Cara ini relatif mudah
untuk di pelajari dan di implementasikan,tetapi terkadang menghasilkan traffic
yang besar pada jaringan,terutama jika aplikasi kamu mengolah data yang besar.
Cara lain adalah dengan menggunakan dynamic SQL,di mana kamu mengirimkan
perintah Transact-SQL dalam bentuk string dari aplikasi agar di jalankan oleh
database server.Umumnya menggunakan dynamic SQL akan lebih cepat di bandingkan
dengan method ADO. Tetapi karena database server menerimanya dari aplikasi
kamu,maka harus di lakukan kompilasi kode Transact-SQL tersebut,menciptakan
query plan dapat digunakan lagi kemudian sehingga mempercepat proses
berikutnya. Untuk kinerja yang optimal,kamu dapat mempertimbangkan stored
procedure.Stored procedure memiliki kinerja yang lebih baik dan mengurangi
traffic dan latency jaringan.
3. Gunakan
JOIN dengan Tepat
Menggunakan
perintah JOIN tampaknya sudah menjadi keharusan saat kamu bekerja dengan banyak
tabel. Penggunaan join yang tidak tepat dapat mengakibatkan permasalahan dalam
kinerja database kamu. Jika kamu memiliki dua atau lebih tabel yang sering
melakukan join, sebaiknya kolom yang di gunakan untuk join memiliki unique
index,atau memiliki surrogate key agar mengurangi pembacaan I/O selama proses
join.
Cara meningkatkan
performa yang disebabkan oleh server/client yang lambat :
1.
Memperbaiki query secara efiesian.
2.
Membuat indeks seoptimal mungkin
3.
Clean up/membersihkan database
4.
Setting parameter
5.
Upgrade server (RAM lebih dibutuhkan
daripada processor)
6.
Re-design jaringan, dengan mengubag
design jaringan tersebut dan setting ip address disetiap titik, karena semakin
banyak titik dijaringan tersebut akan semakin membuat transfer data menjadi
lemot
7.
Upgrade jaringan, meningkatkan jaringan
menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Penyimpanan data dalam bentuk
DBMS mempunyai banyak manfaat dan kelebihan dibandingkan dengan penyimpanan
dalam bentuk flat file atau spreadsheet, diantaranya :
1. Performance
yang dapat dengan penyimpanan dalam bentuk DBMS cukup besar, sangat jauh
berbeda dengan performance data yang disimpan dalam bentuk flat file. Disamping
memiliki unjuk kerja yang lebih baik, juga akan didapatkan efisiensi penggunaan
media penyimpanan dan memori
2. Integritas
data lebih terjamin dengan penggunaan DBMS. Masalah redudansi sering terjadi
dalam DBMS. Redudansi adalah kejadian berulangnya data atau kumpulan data yang
sama dalam sebuah database yang mengakibatkan pemborosan media penyimpanan.
3. Independensi.
Perubahan struktur database dimungkinkan terjadi tanpa harus mengubah aplikasi
yang mengaksesnya sehingga pembuatan antarmuka ke dalam data akan lebih mudah
dengan penggunaan DBMS.
4. Sentralisasi.
Data yang terpusat akan mempermudah pengelolaan database. kemudahan di dalam
melakukan bagi pakai dengan DBMS dan juga kekonsistenan data yang diakses
secara bersama-sama akan lebiih terjamin dari pada data disimpan dalam bentuk
file atau worksheet yang tersebar.
5. Sekuritas.
DBMS memiliki sistem keamanan yang lebih fleksibel daripada pengamanan pada
file sistem operasi. Keamanan dalam DBMS akan memberikan keluwesan dalam
pemberian hak akses kepada pengguna.
0 komentar:
Posting Komentar